PROBOLINGGO - Penyelesaian proyek pembangunan dua blok Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Jl. Brantas, Kota Probolinggo molor. Padahal pembangunan Rusunawa berkapasitas 198 kepala keluarga (KK) yang dibiayai APBN sekitar Rp 25 miliar ini, sudah diantre 130 calon penghuni.
Kabag Pembangunan, Amin Fredy mengakui molornya penyelesaian pembangunan Rusunawa yang dimulai sejak 27 September 2010. ”Molornya penyelesaian proyek itu karena saat dimulai pekerjaan di lapangan, lahannya masih ditanami jagung,” ujarnya, Rabu (23/3) pagi tadi.
Sesuai kontrak kerja, rekanan bakal menyelesaikan pembangunan kedua blok Rusunawa itu dalam 6 bulan ke depan atau hingga 27 Maret 2010. ”Mudah-mudahan April selesai, dan Mei bisa diresmikan,” ujarnya. Gagalnya pihak kontraktor menyelesaikan pekerjaan tepat waktu ini tentunya bisa dikenakan sanksi berdasarkan PP nomor 29 tahun 2000, tentang penyelenggaraan jasa kontruksi.
Lebih lanjut, dia menambahkan, proyek Rusunawa I (paling belakang) suah selesai sekitar 99%. Namun proyek Rusunawa II yang berada di depan penyelesaiannya masih 80%. Sehingga tidak mungkin selesai sesuai kontrak kerja, akhir Maret ini.
Dua blok Rusunawa yang digarap rekanan PT Gariand Niagatama, Jakarta itu bisa menampung 198 KK. ”Dua unit di lantai dasar akan dipakai untuk penjaga Rusunawa. Selain itu lantai dasar diperuntukkan bagi penyandang cacat,” ujarnya.
Sebelumnya Kota Probolinggo sudah menerima proyek Rusunawa di Jalan Lingkar Utara (JLU). Rusunawa berkapasitas 99 KK itu sejak sekitar setahun lalu sudah dipenuhi penghuni. ”Saat ini masih ada sekitar 100 KK ’waiting list’. Mereka tidak bisa ditampung di Rusunawa di JLU,” ujar Asisten Pemerintahan, Agus Subagiono.
Beruntung kemudian Pemkot mendapat tawaran lagi, dua blok Rusunawa sekaligus di Jl. Brantas. ”Kami juga masih ditawari lagi satu blok Rusunawa pada 2012 mendatang,” ujar Amin Fredy yang mendampingi Agus. Pemkot Probolinggo pun sudah menyiapkan lahan di Kec. Kedopok untuk pembangunan Rusunawa tersebut.
Agus yang juga Ketua Tim Penyiapan Komunitas Rusunawa mengatakan, meski dua blok Rusunawa di Jl. Brantas belum selesai, sebanyak 130 KK calon penghuni sudah antre. ”Insya Allah, begitu Rusunawa selesai bisa langsung dihuni. Peresmiannya menyusul,” ujarnya.
Kementerian Permukiman dan Sarana Wilayah (Kimpraswil) memang menyarankan, lebih baik Rusunawa dipenuhi penghuni lebih dulu. ”Soalnya banyak kasus di kota-kota besar, Rusunawa yang telah diresmikan justru kosong dari hunian,” ujarnya.
Karena Jl. Brantas, lokasi proyek Rusunawa di kawasan industri, maka kalangan buruh bakal ditawari. “Khususnya buruh pabrik yang bekerja di Jalan Brantas dan sekitarnya,” ujar Agus.
Seperti diketahui, lokasi proyek Rusunawa itu diapit dua industri, PT Southern Marine (Schrum) dan PT Karya Marga. Selain itu juga dikepung sejumlah industri seperti PT Pamolite Adhesive Industry (PAI), PT Indopherine, PT Rimba Sempana, dan sejumlah industri lain. Bahkan sekitar 1,5 Km dari lokasi proyek Rusunawa terdapat pabrik tekstil PT Eratex Djaya dengan sekitar 3.000 pekerja.
Kalau Rusunawa Bestari di JLU sempat digratiskan selama setahun bagi penghuninya, tidak demikian dengan dua blok Rusunawa di Jl. Brantas. ”Kalau Rusuawa yang baru penghuni langsung dikenai retribusi sewa Rp 100 ribu per bulan, belum termasuk listrik dan air PDAM yang juga harus dibayar penghuni,” ujar Agus. isa
0 komentar:
Posting Komentar